Visit us on Facebook>>>> Click Here!

Ad 468 X 60

Isi Blog iko

Jumat, 10 Januari 2014

Widgets

BUYA QUDUS (1942-2013)

“Konsisten hingga akhir hayat”
-----------------------------------------
MEDIAUMAT.Asa Buya Qudus tak pernah putus. Meski jalannya tergopoh, ia tetap masyirah. Meski terik menyengat, ia tetap semangat. Setiap orasi tidak pernah basa-basi (bukak kulik tampak isi).

"Kemerdekaan negeri ini adalah berkat rahmat Allah SWT, tapi kenapa kita tidak diatur dengan aturan yang diturunkan oleh Allah SWT? Kita justru diatur oleh aturan kafir, UU di negeri ini adalah UU kafir pekiknya dalam berbagai kesempatan orasi.

Begitulah ketegasan dan kelantangan Buya Qudus dalam menentang segala sesuatu yang dianggapnya bertentangan dengan Islam."Sejak zaman Orde Baru ia terkenal dengan keberaniannya dan ketegasannya menyampaikan kebenaran, tak kenal kompromi, tanpa basa- basi, dengan lantang menyampaikan kritikan sehingga julukan ulama terlalu ekstrim pun disematkan warga kepadanya, ungkap Buya Sudirman, sahabat karibnya sejak duduk di bangku kuliah dulu.

Senada dengan Buya Sudirman, lbu Elide pun menyatakan Buya Qudus memang bukak kulik nampak isi. "Sehingga dakwah ini memiliki banyak respon positif dan sebanyak itupula respon sebaliknya. Dan ini tidak mengurangi semangat beliau untuk berdakwah, meski jalan tergopoh-gopoh dan harus diboncengi motor," ungkap istri Buya Qudus tersebut.

Buya Qudus dan Buya Sudirman sama-sama kuliah di Yayasan Imam Bonjol (sekarang IAIN Imam Bonjol) Padang dan lulus pads 1982. Menurut Buya Sudirman, karakter Buya Qudus sejak mahasiswa ya memang sudah seperti Itu.

Makanya ketika dikontak aktivis HTI Sumatera Barat ust. Rozi Safti pada 2006 untuk menghadiri suatu acara, ia merasa sangat cocok dengan ide dan gagasan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan tegaknya syariat Islam."Sehingga Buya pun mengajak saya untuk mengikuti acara tersebut,' kenang Buya Sudirman.

Kepada Buya Sudirman saat itu, Buya Qudus menyatakan sangat bahagia dapat bertemu dengan Hizbut Tahrir. "Karena belum ada beliau temukan organisasi yang berani menyampaikan kebenaran Islam secara lantang dan menyeluruh serta kewajiban untuk penerapannya dalam naungan negara Islam, selain HizbutTahrir:

Sejak saat itu, Buya Qudus rajin mengikuti kegiatan dakwah Hizbut Tahrir tingkat Padang, Sumbar bahkan national. Meski tergolong 'Uama yang sepuh, dan agak susah kalau berjalan tetapi is dengan ikhlas mengikuti pembinaan HTI Sumbar, mengikuti semua kegiatan dakwah.

Ketulusan dan pengorbanan Buya Qudus tampak saat mengikuti kegiatan Muktamar Ulama National (MUN) di Jakarta. Karena tiket pesawat terbang mahal dari Padang ke Jakarta, HTI Sumbar hanya mendapatkan tiket murah dari Pekanbaru. Para ulama dari Sumbar harus berangkat naik bus dad Padang ke Pekanbaru, dan baru dari Pekanbaru naik pesawat ke Jakarta.

Subhanallah, walaupun sudah tua dan susah dalam berjalan, ia mau naik bus dengan senang hati untuk bisa mengikuti acara MUN. Semenjak itu, dengan konsisten menyatakan diri sebagai bagian dari Hizbut Tahrir.

Dalam pa ndangannya, umat Islam terpuruk, tertindas, dan berbagai persoalan umat Islam lainnya disebabkan karena ketiadaan khilafah. Dan ketiadaan khilafah membuat umat Islam berdosa.

Oleh karena itu, ia sangat getol menyampaikan dakwah dalam berbagai kesempatan agar umat ini bangkit dan ikut memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah bersama-sama bergandengan tangan dengan Hizbut Tahrir.


Dalam setiap wirid dan khutbah ia sangat lantang menyerukan untuk menjadikan negara ini negara Islam. "Sehingga beliau pernah diberhentikan sebagai khatib di beberapa masjid di Kota Padang," ungkap Buya Sudirman.

Bahkan dalam keadaan sakit pun, Buya Qudus tetap menjalankan amanahnya untuk mengisi ceramah atas name HTI Padang. Ketika ditanya mengapa tetap menjalankan amanah tersebut dengan tegas ia menjawab: "Sejak muda .saya membela Islam sampai saya dikucilkan orang-orang di Sumatera Berat, dan saya tidak tahu bagaimana saya harus memperjuangkannya, sekarang saya ada Hizbut Tahrir, saya ingin mati dalam berjuang menegakkan Khilafah Islam."

Namun, fisik tuanya semakinlemah hingga pada Jumat (29/12) sore menghembuskan nafas terakhir. Dan dimakamkan di TPU Tunggul Hitam. "Alhamdulillah beliau masih bisa shalat dzuhur di ranjang. Sore baru kondisi  beliau drop dan dibawa ke UGD den meninggal di sana, ungkap Ibu Elda.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'fu anhu..waj'al jannata matswahu...allahummayalhu min ibadika aladzi yadkhulunal jannatuo bighairi hisab yo mujibad dua.. Allahummaj'alhu min ibadikalladzi yadikhulunal firdausa ya mujibas saailin, amin. 
Media Umat Edisi 119,1 -14 Rabiul Amy& 1435 H/ 3- 16 Januari 2014

0 urang nan komentar:

Isi Komentar Sanak disiko!!