Visit us on Facebook>>>> Click Here!

Ad 468 X 60

Isi Blog iko

Kamis, 10 April 2014

Dokumen bersejarah Pertama Kali di Indonesia untuk Membahas Khilafah

Fardhu kifayah ini belum sempurna saudaraku. maka bergeraklah, bersuaralah, lantangkanlah. jangan tunggu lagi pesta icak-icak lima tahunan itu. bergabung dan dukunglah para penyeru kesatuan umat untuk semesta alam. bergabunglah dukunglah, kabarkan kesanak saudara kita agar bersama berduyun-duyun menyambut seruan mereka.Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. ...,” (QS. Al Hajj : 40).

Penggiat Jejak Islam untuk Bangsa
SURAT kabar Bendera Islam, pada 30 November 1924 memberitakan sebuah rapat besar yang dihadiri sekitar 3000 orang untuk membahas persoalan khilafah di Cianjur. Sesuatu yang sangat luar biasa, dalam konteks hari ini sekalipun, dimana Cianjur menjadi saksi sebuah pertemuan yang membicarakan khilafah dan dihadiri banyak ulama, aktifis, dan tokoh umat.

Peristiwa penghapusan Turki Usmani oleh Mutafa Kemal yang disusul seruan ulama al-Azhar untuk menghadiri Kongres Kairo yang akan memilih khalifah baru mendapat antusiasme sangat besar dari umat Islam di Indonesia.

Pada 4-5 Oktober 1924, para pemimpin Sarekat Islam, Muhammadiyah dan Al-Irsyad mengadakan sebuah pertemuan di Madrasah Tarbiatoel Aitam Genteng Surabaya. Selain dihadiri oleh para pemimpin nasional dan lokal dari ketiga organisasi tersebut, pertemuan ini juga dihadiri oleh banyak ulama besar, baik dari kalangan orang Arab maupun orang Jawa. Dalam pertemuan ini terjadi diskusi yang panjang tentang khilafah dan seruan ulama al-Azhar tersebut.

Dalam sejarah Indonesia, pertemuan ini menjadi pertemuan khusus membahas khilafah yang pertama kali diadakan di Indonesia. Disepakati dalam pertemuan ini bahwa keberadaan khilafah adalah wajib, dan penting mengirim delegasi Indonesia ke Kongres Kairo. Hasil lain dalam pertemuan ini adalah kesepakatan para ulama dan tokoh pergerakan Islam untuk membentuk Komite Khilafah sebagai wadah bagi mereka dalam memperjuangakan khilafah.

Komite Khilafah bertugas menetapkan mandat yang akan dibawa oleh delegasi Indonesia. Mandat tersebut berisi sebuah konsep khilafah yang akan ditegakan. Oleh karena itu ternyata perjuangan mereka saat itu telah berhasil merumuskan sebuah konsep baru tentang khilafah.

Pada 24-27 Desember 1924 komite yang diketuai Wondo Soedirjo dengan wakil K.H. Abdul Wahab ini mengadakan Kongres Al-Islam Luar Biasa. Kongres yang dihadiri oleh ribuan umat Islam termasuk ulama dan tokoh pergerakan ini menyetujui mandat tersebut. Dengan seiya sekata para peserta kongres menyatakan wajib terlibat dalam perjuangan khilafah.

Selain itu kongres tersebut juga menyepakati untuk mendirikan Komite Khilafah di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu dibeberapa kota di Indonesia didirikan cabang-cabang Komite Khilafah. Jika kita telusuri sejarah lokal tentang Komite Khilafah, barangkali di kota tempat kita tinggal saat ini dapat ditemui jejak-jejak perjuangannya.

Komite cabang yang pernah didirikan antara lain adalah Komite Khilafah Yogyakarta, Komite Khilafah Pekalongan, Komite Khilafah Cirebon, Komite Khilafah Pasuruan, Komite Khilafah Bogor, Komite Khilafah Banjarmasin dan Komite Khilafah Cianjur. Hal ini menjadi bukti bahwa perjuangan khilafah mendapatkan apresiasi yang sangat besar di berbagai tempat di Indonesia. [jib/Islampos] Oleh: Septian AW sumber: http://www.islampos.com/ini-dokumen-pertemuan-pertama-kali-di-indonesia-untuk-membahas-khilafah-83121/

0 urang nan komentar:

Isi Komentar Sanak disiko!!

Rabu, 09 April 2014



Remaja Masjid Raya Lubuk Alung akan mengadakan Besic Islamic Leadership Training
Minggu, 20 April 2014
bertempat di Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung

0 urang nan komentar:

Isi Komentar Sanak disiko!!